Manajemen
Waktu
1.
Pengertian
manajemen waktu menurut Loveridge & Cummigs (1996)
Beberapa pengertian manajemen waktu menurut para ahli :
a.
Menurut Loveridge dan Cummings (1996),
Manajemen waktu adalah
tentang pengaturan sasaran dan pencapaian tujuan sebelum seseorang mengatur
atau mengelola waktu,tujuan pribadi dan profesional yang harus di tetapkan,
yang kemudian dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengatur waktu
b. Manajemen waktu merupakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan produktifitas waktu
(Iman Muliana, Economicus)
c. Manajemen waktu merupakan
pengaturan sasaran dan pencapaian tujuan sebelum seseorang mengelola waktu
(Rosmeri MC Mohan, Manajemen Pelayanan Kesehatan)
d. Manajemen waktu dapat
diartikan bagaimana cara memanfaatkan waktu secara efektif untuk menyelesaikan
tugas-tugas (Allan, 1991)
e. Manajemen waktu adalah
membuat penggunaan waktu yang ada secara optimal (Marquis dan Huston, 2000)
2.
Tiga
langkah dasar dalam manajemen waktu menurut Marquis dan Huston (1998)
a.
Membuat
perencanaan waktu dan menetapkan prioritas
b.
Menyelesaikan
tugas dengan prioritas tertinggi sebisa mungkin dan menyelesaikan satu tugas
sebelum memulai yang lain
c.
Memprioritaskan
ulang berdasarkan informasi baru yang didapat
3.
Dua
sumber pemborosan waktu menurut Lancaster (1984)
Menurut Lancaster
(1984), terdapat dua sumber pembosan
waktu yaitu:
a. Pemborosan
waktu internal:
1. Penundaan
2. Kurangnya
perencanaan
3. Kegagalan
menentukan tujuan
4. Kegagalan
menetapkan sasaran
5. Ketidakmampuan
melakukan delegasi
6. Ketidakmampuan
bekata tidak
7. Manajemen
krisis
8. Terburu-buru
9. Keraguan
10. Politik
pintu terbuka
b. Pemborosan
waktu eksternal:
1. Intrupsi
telepon
2. Pergaulan
(sosialisasi)
3. Pertemuan
4. Kekurangan
informasi
5. Sedikitnya
komunikasi
6. Kekurangan
hubungan timbal balik
7. Ketiadaan
atau tidak jelasnya kebijakan dan prosedur
8. Ketidakmampuan
mitra kerja
9. Kurangnya
sistem kearsipan
10. Kertas
kerja
4.
Lima
tingkat kemampuan mengelola waktu menurut Siagian (1993)
Mengelola waktu berarti menata diri, dan ia
merupakan satu tanda keunggulan dan kesuksesan.
Menurut
Siagian (1993), ada lima tingkat kemampuan mengelola
waktu, yaitu:
1. Tingkat terendah adalah zero
Orang yang berada pada tingkat ini
sesungguhnya buta terhadap waktu. Artinya orang demikian tidak memendang, apalagi memperlakukan
waktu sebagai salah satu sumber yang
paling berharga yang harus dikelolanya secara efesien dan efektif apalagi bila
ingin berhasil.
2. Tingkat I
Orang yang berada pada tingkat ini
betul-betul menyadari waktu sebagai sesuatu yang bernilai. Tingkat ini dicapai
apabila seseorang menghargai waktu sebagai sesuatu yang harus dikelola dengan
baik.
3. Tingkat II
Seseorang mulai menganggarkan
waktunya. Artinya orang demikian mempergunakan waktunya hanya untuk mengurus
hal-hal yang penting.
4. Tingkat III
Pada tingkat ini seseorang
menyadari sifat dinamis daripada waktu.
Ia menyadari bahwa waktu itu bagaikan arus. Ia mengetahui bahwa ada rangkaian
kejadian, tindakan, dan peristiwa yang harus dikelola yang kesemuanya itu
memerlukan waktu.
5. Tingkat IV
Pada tingkat ini seseorang
berorientasi pada tujuan. Artinya tidak puas hanya dengan sekedar bersiap
menghadapi masa depan, tetapi berusaha agar masa depan yang diinginkan menjadai
kenyataan.
6. Tingkat V
Pada tingkat ini seseorang
menyadari bahwa masa depan dapat
diciptakan. Ia adalah seseorang inovator, membangun masa depan melalui
imajinasinya dan menemukan metode-metode yanga baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar