Proses
Terjadinya Konflik Menurut Beberapa Para Ahli :
Menurut
Hendricks, W.(1992) prose terjadinya konflik terdiri dari 3 tahap :
1. Peristiwa sehari-hari
, yaitu ditandai dengan adanya individu meresa tidak puas atau jengkel terhadap
lingkungan kerja.
2. Adanya tantangan,
yaitu apabila terjadi masalah, individu saling mempertahankan pendapat mereka
masing-masing dan menyalahkan pihak lain. Masing-masing anggota menganggap
perbuatan yang dilakukan sesuai dengan standar dan aturan aaaaorganisasi.
3. Timbulnya pertentangan,
yaitu pada tahap ini masing-masing
individu atau kelompok bertujuan untuk menang dan mengalahkan kelompok
lain.
Menurut
Kenneth Thomas (Owens, 1991)
Kenneth Thomas mengemukakan episode
gerak konflik digerakkan oleh perasaan
frusttasi (kekecewaan) dari suatu kelompok karena aksi pihak lain,
misalnya : penolakan permintaan, pertentangan atau penghinaan, sehingga
masing-masing kelompok menyadari adanya konflik dan memasuki tahap
konsepstualisasi, dan proses terjadi secara subjeytif. Selanjutnya, tinggi atau
rendahnya konflik bergantung pada persaingan, keterbukaan dan kepekaan yang
dimiliki oleh masing-masing kelompok. Sedangka hasill (outcome) merupakan proses terakhir dari tahapan konflik yang berupa ; frustasi, sikap
permusuhan, motivasi kkera, atau produktivitas kerja. Hasil akhir dari prilakku
yang dimakksud akan berpengaruh pada episode berikutnya.
Menurut
Terry , G. R. (1986)
Menjelaskan bahwa, konflik pada umumnya
mengikuti pola yang teratur yang ditandai timbulnya krisis, selanjutnya terjadi kesalahpahaman antar individu
maupun kelompok, dan konfrontasi
menjadi pusat perhatian, pada tahap berikutnya krisis dialih untuk
diarahkan dan dikelola.
Menurut Louis R.Pandy mengukapkan proses
konflik terdiri dari 5 tahap :
Tahap I
konflik laten yaitu tahap munculnya factor-faktor
penyebab konflik dalam organisasi yaitu :
Ø Saling
ketergantungan kerja
Ø Perbedaan
tujuan dan prioritas
Ø Perbedaaan
status
Ø Sumber
daya yang terbatas
Tahap II
konflik yang dipersepsikan (konflik yang
dirasakan) , pada tahap ini salah satu pihak memandang pihak lain sebagai
penghambat atau mengancam pencapaina tujuan.
Tahap III
Konflik yang dirasakan, pada tahap ini
konflik tidak sekedar dipandang ada,
akan tetapi benar-benar sudah dirasakan.
Tahap IV
konflik yang dimanifestasikan, pada tahap ini
prilaku tertentu sebagai indicator konflik sudah mulai ditunjukan, seperti
adanya sabotase, agresi terbuka, konfrontasi, rendahnya kenerja dan
lain-lainnya.
Tahap V
konflik Aftermath, jika konflik
benar-benar diselesaikan maka hal itu
akan meningkatkan hubungan para anggota
organisasi. Hanya jika penyelesaian tidak tepat maka akan timbul konflik baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar