Total Tayangan Halaman

Jumat, 07 September 2012


Pendahuluan

a.     Latar Belakang:
Pasien yang sedang mengalami sakit, baik dirawat di rumah maupun di rumah sakit akan mengelami kecemasan dan stress pada semua tingkat usia. Penyebab dari kecemasan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya); lingkungan baru maupun dukungan keluarga yang menunggui selama perawatan. Keluarga juga sering merasa cemas dengan perkembangan keadaan pasien, pengobatan, dan biaya perawatan. Meskipun dampak tersebut tidak secara langsung kepada anak, tetapi secara psikologis pasien akan merasakan perubahan perilaku dari keluarga yang menungguinya selama perawatan. Pasien menjadi semakin stress dan berpengaruh terhadap proses penyembuhannya, yaitu penurunan respons imun.
Hal ini telah dibuktikan oleh Robert Arder (1885) bahwa pasien yang mengalami kegocangan jiwa akan mudah terserang penyakit, karena pada kondisi stres akan terjadi penekanan sistem imun.  Pasien yang merasa nyaman selama perawatan dengan menerapkan model asuhan yang holistik, yaitu adanya dukungan sosial keluarga, lingkungan perawatan yang terapeutik, dan sikap perawat yang penuh dengan perhatian akan mempercepat proses penyembuhan.Berdasarka hasil pengamatan penulis, pasien yang dirawat di rumah sakit masih sering mengalami stress hospitalisasi yang berat, khususnnya takut terhadap pengobatan, asing dengan lingkungan baru, dan takut terhadap petugas kesehatan. Fakta tersebut merupakan masalah penting yang harus mendapatkan perhatian perawatan dalam mengelola asuhan keperawatan. Faktor tersebut sangat berkaitan dengan distres hospitalisasi yang pada akhirnya akan menghambat proses penyembuhan sehingga memerlukan waktu perawatan yang lebih lama.


Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dilakukan perbaikan kinerja kepada perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan model holoistik, yaitu biopsikososiospiritual. Salah satu model yang digunakan dalam penerapan teknologi ini  adalah  berdasar  pengembangan  teori adaptasi dari S.C. Roy. Pada  teori ini ditekankan pada pemenuhan perawat kepada  psdirn secar holistik, yaitu  aspek fisik (atraumatic care); psikis (memfasilitasi koping yang konstruktif); dan aspek sosial (menciptakan hubungan dan lingkungan yang konstruktif dengan melibatkan keluarga dalam perawatan).
Pelayanan keperawatan pada pasien bertujuan memberikan pelayanan keperawatan yang holistik, bermutu, dan memuaskan bagi pasien. Keperawatan meyakini manusia adalah makhluk yang unik dan holistik yang berhak memperoleh pelayanan keperawatan yang bermutu dari seorang perawat melalui ilmu dan kiat keperawatan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Keperawatan menyelenggarakan kegiatan pelayanan, pendidikan, penelitian keperawatan serta mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan dalarn memberikan pelayanan yang bermutu dan memuaskan bagi pasien dan keluarganya. Dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan, metode penugasan yang diterapkan bagi tenaga keperawatan adalah metode fungsional, tim metode kasus. Kemampuan perawat dalam melaksanakan pelayanan keperawatan yang prima meliputi pemberian asuhan keperawatan dasar, keperawatan gawat darurat, serta keperawatan lanjutan baik intensif rnaupun kemahiran yang lainnya.

b.     Tujuan:
1.      Mengetahui penerapan konsep berpikir kritis dalam keperawatan
2.      Mengetahui sejarah perkembangan keperawatan
3.      Mengetahui konsep keperawatan holistik dan dimensi holistik

Pembahasan
Keperawatan Holistik

1.                  Penerapan Konsep Berpikir Kritis dalam Keperawatan
Berpikir  adalah menggunakan pikiran dan mencakup membuat pendapat, membuat keputusan, menarik kesimpulan, dan merefleksikan.
Berpikir kritis adalah bagaimana cara seseorang menggunakan informasi sebagai pertimbangan, membuat kesimpulan, dan membentuk gambaran mental tentang apa yang terjadi pada klien.

Model berpikir kritis
1.      Pengetahuan dasar khusus
Pengetahuan ini bervariasi bergantung pada pengalaman pendidikan, termasuk pendidikan dasar perawat, kursus pendidikan berkelanjutan, dan kuliah tambahan. Sebagai tambahan diperlukan inisiatif perawat untuk membawa literature keperawatan sehingga dapat mengikuti perkembangan terakhir dalam ilmu keperawatan.
2.      Pengalaman
Pengalaman belajar klinis diperlukan untuk memenuhi keterampilan untuk membuat keputusan klinis. Pengalaman klinis adalah laboratorium untuk menguji pengetahuan keperawatan anda.
3.      Kompetensi
Kompotensi berpikir kritis adalah proses kognitif yang digunakan perawat untuk membuat penilaiankeperawatan.

4.      Sikap untuk berpikir kritis
a.    Percaya diri : Rasa percaya diri tumbuh seiring dengan pengalaman dalam mengenali kekuatan dan keterbatasan anda. Rasa percaya diri akan membangun kepercayaan diantara anda dan pasien.
b.   Berpikir independen : Saat anda berpikir independen, anda menantang cara berpikir orang lain Dan mencari jawaban yang logis dan rasional untuk sebuah masalah
c.    Keadilan : Membayangkan bagaimana rasanya jika anda berada dalam posisi klien dapat membantu anda melihat dengan sudut pandang baru dan menghargai kesulitan yang mereka hadapi
d.   Tanggung jawab dan akuntabilitas : Anda harus bertanggung jawab untuk melakukan aktivitas perawatan yang benar sesuai standar praktik. Standar praktik adalah tingkat minimum yang harus dipenuhi untuk memastikan perawatan yang berkualitas tinggi.
e.    Mengambil resiko : Pengambilan resiko yang bersifat positif sering menghasilkan kemajuan dalam perawatan pasien.
f.     Disiplin : Selalu tepat waktu
g.    Persisten : Belajar sebanyak mungkin mengenai suatu masalah dan coba berbagai pendekatan untuk memecahkan nya. Persisten berarti terus mencari berbagai sumber sampai kita dapat menemukan solusi terbaik untuk masalah klien.
h.   Kreatif : kreatif meliputi pemikiran orisinal, berarti anda menemukan solusi diluar standar rutin yang ada, tapi masih menjalankan nya sesuai dengan standar keperawatan.kreativitas adalah motivator yang akan menolong anda untuk memikirkan segala pilihan dengan pendekatan yang unik.
i.      Rasa ingin tahu : Memiliki rasa ingin tahu akan memotivasi anda untuk mencari lebih jauh dan menyelidiki situasi klinis sehingga anda mendapatkan seluruh informasi yang dapat membantu anda untuk mengambil keputusan.
j.     Integritas


5.      Standar untuk berpikir kritis
Standar intelektual : standar intelektual merupakan petunjuk atau prinsip untuk berpikir rasional .
Standar professional : standar professional meningkatkan kualitas perawatan klien.
Standar berpikir kritis mengacu pada kriteria etik untuk penilaian keperawatan dan kriteria untuk tanggung jawab dan tanggung gugat profesional. Standar ini mengekspresikan tujuan dan nilai profesi keperawatan. Penerapan standar ini mengharuskan perawat menggunakan berpikir kritis untuk kebaikan individu atau kelompok.

Tingkatan Pemikiran Kritis dalam Keperawatan


1.      Pemikiran kritis dasar
Pada tahap pemikiran kritis dasar, pelajar mempercayai bahwa para ahli memiliki jawaban yang benar untuk setiap masalah. Berpikir adalah nyata dan berdasarkan pada suatu aturan tertentu.
2.      Pemikiran kritis kompleks
Pemikiran kritis kompleks mulai dapat memisahkan dirinya dari suatu aturan. Mereka menganalisis dan memeriksa pilihan-pilihan dengan lebih independen.
3.      Komitmen
Pada tingkat komitmen, anda memilih tindakan yang sesuai dengan alternatif pemecahan yang ada dan mendukung.

2.            Sejarah Perkembangan Keperawatan di Indonesia

1.      SEBELUM KEMERDEKAAN

A.      Zaman VOC (1602-1799)
Dimulainya usaha kesehatan oleh Belanda, yaitu Militair Geness Kundige Dienst (MGD) dan Burgelijke Genees Kundige Dienst (BGD).
Pada masa penjajahan Belanda, perawat berasal dari Indonesia disebut sebagai verpleger dengan dibantu oleh zieken oppaser sebagai penjaga orang sakit. Para perawat dan penjaga orang sakit ini difasilitasi untuk membentuk organisasi profesi. Organisasi profesi perawat pertama di bentuk di surabaya pada tahun 1799, organisasi tersebut bernama Perkeompoelan Zieken Velpleeger /Velpleeter Boemi Poetra ( disingkatn PZVB Boemi Poetra).
Pada tahun 1799, didirikanlah rumah sakit Binnen Hospital di Batavia (sekarang Jakarta) untuk kepentingan usaha perdagangan tentara Belanda dan memelihara kesehatan staf ketentaraan. Rumah sakit ini memanfaatkan perawat dari pribumi poetra (rakyat terjajah) yang disebut dengan pembantu rumah rumah sakit (POS). Setelah VOC bubar, didirikanlah beberapa uasaha dinas kesehatan, diantaranya Dinas Kesehatan Tentara (Militaire Gezondsheids) dan Dinas Kesehatan Rakyat (Burgerlijke Gezondsheids Dients).
 Dinas kesehatan rakyat itulah yang akhirnya merawat para pekerja perkebunan yang terjangkit penyakit. Selanjutnya, juga melayani masyarakat umum (saat berdiri Rockefeller Foundation).

B.       Zaman penjajahan Inggris (1811-1816)
Pada masa penjajahan Inggris, pelopor kesehatan di Indonesia adalah Raffles. Raffles mulai memperhatikan kesehatan rakyat dengan moto “kesehatan adalah milik manusia”. Pada masa ini, dilakukan berbagai usaha pemeliharaan kesehatan, yaitu :
1.        Usaha pengadaan pencacaran secara umum
2.        Membenahi cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa
3.        Memperhatikan kesehatan para tawanan


C.      Zaman Belanda II (1816-1942)
Pada masa ini usaha kesehatan di Indonesia semakin maju. Pemerintah berhasil meluncurkan undang-undang kesehatan yang disusun oleh Prof. Dr. Reinwart.
Pada masa ini, terdapat beberapa rumah sakit, khususnya di Jakarta, yaitu pada tahun 1819 dibangun rumah sakit Standsverbandyang berkedudukan di Glodok oleh “Residen V Pabst” yang kemudian berganti nama menjadi  Central Burgerlijke Ziekeninrichting dan pada tahun 1919 dipindah ke Salemba dan sekarang dikenal dengan RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo).
Pada 1852, Dr. W. De Bosch mendirikan Sekolah Dokter Jawa yang kemudian berkembang menjadi STOVIA (1898). Ia juga menyelenggarakan persiapan pendidikan kebidanan pada tahun 1852, walaupun akhirnya program ini ditutup tahun 1875.
Pada tahun 1875, pemerintah mendirikan rumah sakit jiwa pertama di Bogor, dan diikuti rumah sakit jiwa di Lawang (1894) dan rumah sakit jiwa di Magelang (1923).Karena banyaknya rumah sakit yang didirikan, maka akhirnya pada tahun 1940 dibukalah pendidikan perawat di Bogor. Selain itu, juga berkembang rumah sakit swasta antara tahun1816-1942, diantaranya RS Cikini di Jakarta, St. Carolus di Jakarta, St. Borromeus di Bandung dan RS Elisabeth di Semarang.


D.      Zaman Penjajahan Jepang (1942-1945)
Pada masa ini perkembangan keperawatan mengalami kemunduran dan dunia keperawatan di Indonesia mengalami zaman kegelapan. Tugas keperawatan dilakukan oleh orang tidak terdidik dan pimpinan rumah sakit diambil alih oleh jepang sehingga akhirnya terjadi kekurangan obat sehingga timbul wabah dimana-mana. Dan karena kekurangan persediaan peralatan, kita terpaksa menggunakan pelepah pisang untuk pembalut luka.
Namun, pada masa ini terdapat dinas kesehatan yang dikenal sebagai dinas kesehatan masyarakat/Dienst Van De Volks Genzonheid (DVG). Bertugas melaksanakan usaha dibidang prefentive & curative. Tetapi, tidak berjalan baik.

2.      SESUDAH KEMERDEKAAN

Masa awal (masa transisi) tahun 1945-1950 : tidak ada perkembangan
Masa Kedua tahun 1950-1985 : Keterampilan pelaksanaan prosedur.
Sejarah perkembangan keperawatan indonesia setelah kemerdekaan adalah sebagai berikut:
1.      Tahun 1950: Indonesia mendirikan pendidikan perawat yaitu Sekolah Penata Rawat (SPR).
2.       Tahun 1945 – 1955: Berdirinya beberapa organisasi profesi, diantaranya yaitu Persatuan Djuru Rawat dan Bidan Indonesia (PDBI), Serikat Buruh Kesehatan, Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan Pegawai Dalam Kesehatan.
3.      Tahun 1962: Berdirinya Akademi Keperawatan (Akper). 
4.       Tahun 1955 – 1974: Organisasi profesi keperawatan mengalami perubahan yaitu Ikatan Perawat Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, Ikatan Guru Perawat Indonesia, Korps Perawat Indonesia, Majelis Permusyawaratan Perawat Indonesia Sementara (MAPPIS), dan Federasi Tenaga Keperawatan. 
5.      Tahun 1974: Rapat Kerja Nasional tentang Pendidikan Tenaga Perawat Tingkat Dasar yaitu berdirinya Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) yang mengganti Sekolah Penata Rawat (SPR).
6.      Tahun 1974: Berdirinya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
7.      Tahun 1876: Pendidikan Keperawatan di Indonesia yang semula menyatu dengan pelayanan di rumah sakit, telah mulai memisahkan diri (terpisah) dari rumah sakit. 
8.      Pada Januari 1983: Dilaksanakannya Lokakarya Nasional Keperawatan I yang menghasilkan: a) Peranan Independen dan Interdependen yang lebih terintegrasi dalam pelayanan kesehatan; b) Program gelar dalam pendidikan keperawatan; c) Pengakuan terhadap keperawatan sebagai suatu profesi yang mempunyai identitas profesional berotonomi, berkeahlian, mempunyai hak untuk mengawasi praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan.
9.      Tahun 1985: Berdiri Pendidikan Keperawatan setingkat Sarjana (S1 Keperawatan) yang pertama yaitu Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang menjadi momentum terbaik kebangkitan Profesi Keperawatan di Indonesia. 
10.  Tahun 1992 : dikeluarkan UU No. 23  tentang kesehatan yang mengakui tenaga keperawatan sebagai profesi.
11.  Tahun 1995 : PSIK di Universitas Pajajaran Bandung
12.  Tahun 1998 : PSIK di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
13.  Tahun 1999:Berdiri Pendidikan Keperawatan Pasca Sarjana (S2 Keperawatan). PSIK Unsyiah, PSIK Andalas, PSIK Malang.
14.  Tahun 2000: Keluarnya Lisensi Praktek Keperawatan berupa Peraturan Menteri Kesehatan
15.  Tahun 2000 : SK Menteri Kesehatan NO. 647 tentang Registrasi dan Praktek Keperawatan sekaligus sebagai kekuatan hukum bagi keperawatan  untuk bekerja secara profesional.
3.       Sejarah Perkembangan Keperawatan Internasional
Sejarah keperawatan di dunia diawali pada zaman purbakala (Primitive Culture) sampai pada munculnya Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan yang berasal dari Inggris. Perkembangan keperawatan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia.
Perkembangan keperawatan diawali pada :
1.        Zaman Purbakala (Primitive Culture)
Manusia diciptakan memiliki naluri untuk merawat diri sendiri (tercermin pada seorang ibu). Harapan pada awal perkembangan keperawatan adalah perawat harus memiliki naluri keibuan (Mother Instinc). Dari masa Mother Insting kemudian bergeser ke zaman dimana orang masih percaya pada sesuatu tentang adanya kekuatan mistic yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Kepercayaan ini dikenal dengan nama Animisme. Mereka meyakini bahwa sakitnya seseorang disebabkan karena kekuatan alam/pengaruh gaib seperti batu-batu, pohon-pohon besar dan gunung-gunung tinggi.
Kemudian dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-dewa dimana pada masa itu mereka menganggap bahwa penyakit disebabkan karena kemarahan dewa, sehingga kuil-kuil didirikan sebagai tempat pemujaan dan orang yang sakit meminta kesembuhan di kuil tersebut. Setelah itu perkembangan keperawatan terus berubah dengan adanya Diakones & Philantrop, yaitu suatu kelompok wanita tua dan janda yang membantu pendeta dalam merawat orang sakit, sejak itu mulai berkembanglah ilmu keperawatan.
2.        Zaman Permulaan Masehi
Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, dimana pada saat itu banyak terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita yang bertujuan untuk mengunjungi orang sakit sedangkan laki-laki diberi tugas dalam memberikan perawatan untuk mengubur bagi yang meninggal.
Pada zaman pemerintahan Lord-Constantine, ia mendirikan Xenodhoecim atau hospes yaitu tempat penampungan orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongan. Pada zaman ini berdirilah Rumah Sakit di Roma yaitu Monastic Hospital.
3.        Permulaan abad XVI
Pada masa ini, struktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama menjadi kekuasaan, yaitu perang, eksplorasi kekayaan dan semangat kolonial. Gereja dan tempat-tempat ibadah ditutup, padahal tempat ini digunakan oleh orde-orde agama untuk merawat orang sakit. Dengan adanya perubahan ini, sebagai dampak negatifnya bagi keperawatan adalah berkurangnya tenaga perawat. Untuk memenuhi kurangnya perawat, bekas wanita tuna susila yang sudah bertobat bekerja sebagai perawat. Dampak positif pada masa ini, dengan adanya perang salib, untuk menolong korban perang dibutuhkan banyak tenaga sukarela sebagai perawat, mereka terdiri dari orde-orde agama, wanita-wanita yang mengikuti suami berperang dan tentara (pria) yang bertugas rangkap sebagai perawat.
4.             Zaman sebelum Perang dunia II
Pada masa perang dunia kedua ini timbal prinsip rasa cinta sesama manusia di mana saling membantu sesama manusia yang membutuhkan. Pada masa sebelum perang dunia kedua ini tokoh keperawatan Florence Nightingale (1820-1910) menyadari adanya pentingnya suatu sekolah untuk mendidik para perawat, Florence Nightingale mempunyai pandangan bahwa dalam mengembangkan keperawatan perlu dipersiapkan pendidikan bagi perawat, ketentuan jam kerja perawat dan mempertimbangkan pendapat perawat. Usaha Florence adalah dengan menetapkan struktur dasar di pendidikan perawat diantaranya dengan mendirikan sekolah perawat dan menetapkan tujuan pendidikan perawat serta menetapkan pengetahuan yang harus di miliki para calon perawat. Florence dalam merintis profesi keperawatan diawali dengan membantu para korban akibat perang krim (1854 - 1856) antara Roma dan Turki yang dirawat di sebuah barak rumah sakit( s c u t o r i ) yang akhirnya mendirikan sebuah rumah sakit dengan nama rumah sakit Thomas di London dan juga mendirikan sekolah perawatan dengan nama Nightingale Nursing School.
5.             Masa selama Perang dunia II
Selama masa selama perang ini timbul tekanan bagi dunia pengetahuan dalam penerapan teknologi akibat penderitaan yang panjang sehingga perlu meningkatkan diri dalam tindakan perawat mengingat penyakit dan korban perang yang beraneka ragam.
6.             Masa pasca Perang dunia II
Masa ini masih berdampak bagi masyarakat seperti adanya penderitaan yang panjang akibat perang dunia kedua, dan tuntutan perawat untuk meningkatkan masyarakat sejahtera semakin pesat. Sebagai contoh di Amerika, perkembangan keperawatan pada masa itu diawali adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, pertambahan penduduk yang relatif tinggi sehingga menimbulkan masalah baru dalam pelayanan kesehatan, pertumbuhan ekonomi yang mempengaruhi pola tingkah laku individu, adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dengan diawali adanya penemuan- penemuan obat-obatan atau cara-cara untuk memberikan penyembuhan bagi pasien, upaya-upaya dalam tindakan pelayanan kesehatan seperti pelayanan kuratif, preventif dan promotif dan juga terdapat kebijakan Negara tentang peraturan sekolah perawat. Pada masa itu perekembangan perawat di mulai adanya sifat pekerjaan yang semula bersifat individu bergeser ke arah pekerjaan yang bersifat tim. Pada tahun 1948 perawat di akui sebagai profesi sehingga pada saat itu pula terjadi perhatian dalam pemberian penghargaan pada perawat atas tangung jawabnya dalam tugas.
7.             Periode tahun 1950
Pada masa itu keperawatan sudah mulai menunjukkan perkembangan khususnya penataan pada sistem pendidikan. Hal tersebut terbukti di negara Amerika sudah dimulai pendidikan setingkat master dan doktoral. Kemudian penerapan proses keperawatan sudah mulai dikembangkan dengan memberikan pengertian bahwa perawatan adalah suatu proses, yang dimulai dari pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.


4.       Konsep Keperawatan Holistik dan Sejarahnya
Holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang meliputi biologi, psikologis, sosial, spiritual dan kultural. Dimensi tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh. Apabila satu dimensi terganggu, akan mempengaruhi dimensi lainnya.
Florence Nightingle (1820-1910) dikenal sebagai ibu bagi dunia keperawatan atas usahanya memperkenalkan ilmu keperawatan yang usaha-usahanya dalam membantu pelayanan perawatan pada korban perang dunia II. Nigtingle menyatakan perawat itu adalah orang yang berpendidikan untuk merawat orang sakit. Dalam keperawatan holistik, teori Nightingle mengenai pengaruh lingkungan  dalam meningkatkat kesehatan menjadi isu penting. Menurutnya lingkungan beerpengaruh dalam upaya pemulihan kesehatan berupa ventilasi yang baik, kebersihan, dan lingkungan yang tenang dan hangata, serta pemenuhan nutrissi yang cukup menjadi perhatian dalam penerapan keperawatan bersifat holistik.

Dimensi holistik:
1.      Dimensi biologis yaitu aspek pengetahuan tentang organ-organ tubuh serta fungsi fisiologis tubuh hkususnya yang berkaitan langsung dengan aspek kesehatan jiwa.
2.      Dimensi Psiko yaitu aspek pengetahuan tentang perkembangan psikologis manusia serta pengaruh pengajaran terhadap seseorang.
3.      Dimensi sosial mencakup aspek pengetahuan tentang pengaruh kondisi sosial serta kondisi lingkungan kehidupan.
4.      Dimensi spiritual yaitu aspek pengetahuan tentang taraf penghayatan dan pengalaman nilai-nilai spiritual-religius terhadap derajat kesehatan jiwa.
5.      Dimensi kultural yaitu aspek pengetahuan tentang nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang terdapat pada setiap diri individu.
6.      Dimensi body-mind yaitu kesatuan pada diri manusia yang meliputi tubuh, pikiran, dan jiwa.

Teori yang berhubungan dengan keperawatan holistik
1.      Teori sistem Beety Neuman
Model Neuman berfokus pada individu dan respon atau reaksi individu terhadap stres termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi dan kemampuan beradaptasi pada pasien. Menurut Neuman manusia saling berinteraksi dengan lingkungan internal maupun eksternal yang merupakan penyebab stres. Dalam kehidupan sehari-hari individu selalu berusaha mempertahankan dan memenuhi kebutuhan biologi, psikologi, dan sosial kultural. Menurut Neuman asuhan keperawatan dilakukan untuk mencegah atau mengurangi reaksi tubuh akibat adanya stresor (stres).
2.      Teori caring menurut Jaen Watson
Menurut Watson, caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Dua asumsi utama yang mendasari nilai perawatan manusia dalam keperawatan:
a.       Care and love merupakan energi fisik dasar dan universal
b.      Care and love adalah syarat untuk kelangsungan hidup kita dan makanan untuk kemanusiaan. 

3.      Teori integral keperawatan
Dossey (2000) memperkenalkan dimensi mind-body yaitu suatu keadaan kesatuan dari manusia yang terdiri dari tubuh, pikiran, dan jiwa.


5.            Modalitas Penyembuhan
Terapi sentuhan
Terapi sentuhan adalah  dalam mementukan keseimbangan seseorang, terapi ini adalah terapi yang paling banyak digunakan. Skuktur terapi sentuhan telah di kembangkan  sejak 1970an.
Panduan terapi penyembuhan yang lebih sering digunakan adalah terapi . Terapi sentuhan adalah potensi alami yang terdiri dari menepatkan tangannya praktis diatas atau dekat dengan klien.
Sebuah  terapi penyumbuhan dengan sentuhan lembut dan memenangkan emosi pasien dan diyakini memiliki kemampuan memenangkan emosi pasien sehingga proses penyembuhan dapat lebih cepat. Berikut adalah jenis-jenis terapi sentuhan:
1.        Terapi pijat
Pijat adalah teknik penyembuhan yang diterapkan dalam bentuk sentuhan langsung dengan tubuh penderita. Secara umum , pijat digunakan untuk menghasilkan relaksasi, pijat terbukti sangat efektif baik untuk tubuh maupun pikiran. Pijat  bisa digunakan untuk menangani penderita hipertensi, insomnia, dan hyperaktifitas.
Di rumah sakit, pijat digunakan untuk meringankan rasa nyeri dan   ketidaknyamanam pasien stroke yang tidak bias bangun dari tempat tidur. Namun pijat tidak dianjurkan pada meraka yang menderita peradangan pembulih nadi, thrombosis, atau jika suhu tubuhnya meningkatkan seperti pada saat terserang demam.
Sentuhan  memberikan perasaan aman nyaman serta membawa ketenangan  dan kesegaraan dengan sentuhan kita tahu bahwa kita tidak sendiri di dunia ini. Sentuhan adalah bentuk rasa  simpati dan cinta.
2.        Refleksologi
Adalah cara pengobatan dengan merangsang berbagai daerah reflek, dikaki  tangan dan berbagai kelenjer organ tubuh lainnya. Secara umum terapi refleksologi di pusatkan perhatiannya pada kaki meskipun zona –zona yang biasa digarap adalah tangan dan telinga.
Rangsangan dari refleksologi yang baik akan membuat klien rileks dan melancarkan  peredaran darah. Refleksiologi juga membantu penyembuhan penyakit seperti sakit kepala, punggung,atau sakit gigi. Tapi dianjurkan untuk berkonsultasi lagi dengen dokter sebelum melakukan terapi tersebut.
3.        Shiatsu
Dalam bahasa jepang artinya tekanan jari. Shiatsu mirip pijat,  sebelumnya bedanya shiatsu ini menggunakan system perabaan tertentu. Shiatshu digunakan untuk berbagai  macam masalah kecil, seperti insomnia,sakit kepala, kecemasan. Aturan  yang digunakan sebelum melakukan terapi ini yaitu, pakaian harus nyaman , longgar, shiatsu dilakukan pada seluruh tubuh.
4.        Chiropractic
Berasal dari bahasa yunani “cheir dan praktikos” yang artinya dilakukan dengan tangan. Terapi ini tanpa menggunakan obat – obatan. Chiropractic berguna untuk gangguan pernafasan, pencernaan , cedera sendi perifel (tangan, dengkul, siku, pundak), keseleo, gangguan menstruasi, serta berbagai problem emosional.

5.        Craniosacral Therapy
Metode ini menggunakan beberapa sentuhan ringan tapi mamfaatnya dapat segera dirasakan , tetapi ini membantu menghilangkan akibat sters pada system pusat system syaraf kita. Terapi ini juga selain bekerja di system syaraf pusat  juga bekerja  diu bawah alam  bawah sadar manusia, kadang  selama terapi muncul emosi, trauma, fobia. Bagi mereka yang sehat terapi ini membantu meninggkatkan  kekebalan tubuh dan  menambah vitalitas

Terapi Mind Body
1.      Gulded imaginary teraphy
            Adalah teknik pikiran- tubuh tradisional yang juga dianggap suatu bentuk hypnosis. Visualisasi dan alat alat pencitraan dipantu menawarkan unuk  kosentrasi satu langsung pada gambar diadakan dimata pikiran. Bertujuan untuk terapi pikiran – tubuh dan mengatasi setiap masalah kesehatan yang berhubungan dengan stress, depresi, kecemasan dan lain- lain.
            Manfaat dari  Gulded lmaginary yaitu :
a.       Mengurangi stress
b.      Mengurangi / mengobati tekanan darah tinggi nyeri
c.       Ketegangan otot
d.      Mengobati insomnia, Mengurangi kecemasan dan depresi
e.       Mengurangi / mengobati nat kulit/ sindrom iritasi kulit
f.       Mengobati  gangguan dutoimum seperti rhematicid ar thritis dan penyakit Crohn
g.      Meringankan alergi kronis gatal –gatal dan asma

Mekanisme gulded lmaginary:
Terapi ini memanfaatkan hubungan antara otak visual dan system saraf tak sadar, ketika bagian dari otak (korteks visual dibagian belakang kepala) diaktifkan, tanpa  menerima masukan langsung dari mata, dapat mempengaruhi keadaan fisik dan emosianal. Hal ini dapat membantu menimbulkan  perubahan fisiologi dan tubuh.

Langkah –langkah Gulded lmaginary terapy yaitu :
1.      Pertama, klien mulia berbaring atau duduk dikursi yang nyaman, melonggar pakaian ketat, dan melumpuhkan gangguan umum seperti televise, ponsel, dan computer.
2.      Setelah klien mendapatkan kenyamanan digunakan teknik pernapasan, music, hal ini digunakan untuk membantu menciptakan kondisi ketenangan yang mendalam.
3.      Dari sana, satu set intruksi atau saran yang di berikan untuk memungkinkan gambar sendiri atau imajinasi untuk membimbing dirinya sendiri terhadap metode menghilangkan gejala.
4.      Menyertakan gambar yang memberikan pesan tentang gejala-gejala tertentu atau kondisi yang dapatmenawarkan wawasan, pemahaman atau control yang lebih baik dari masalah fisik.
5.      Pengulangan latihan ini menyebabkan pembelajaran atau efek pengkondisian sehingga perubahan fisik yang positif akan terjadi.

Efek Gulded imaginary terapy:
Menurut AGI tidak ada efek samping dari pemakaian terapi ini sendiri.

Keefektifan Gulded lmaginary:
Gulded imaginary atau pengobatan pikiran – tubuh bekerja dengan baik sebagai tambahan untuk setiap terapi konvensional atau alternative. Dan Dr. well mengutip lebih dari 200 study menawarkan bukti kuat bahwa Gulded imaginary membantu mengurangi stress, kecemasan, obat nyeri mengurangi efek samping dan komplikasi  dari operasi dan lain –lain .

2.      Humor Terapi
Humor terapy adalah penggunaan humor untuk menghilangkan rasa sakit fisik atau emosianal dan stress. Bertujuan untuk mengurangi stress dan meninggkatkan kualitas hidup seseorang.

Manfaat Humor Teraphy :
a. Meningkatkan kualitas hidup.
b. Mendorong relaksasi
c. Mengurangi stress.

Efek Humor Teraphy:            
Efek fisik dari tertawa pada tubuh termasuk pernapasan meningkat, menggunakan oksigen meningkat, jangka pendek perubahan hormon dan neuron transmilier tertentu dan peningkatan denyut jantung.

Keefektifan Humor Teraphye
            Humor teraphy terbukti efektif untuk menghilangkan stress secara bertahap, tetapi digunakan secara berlebihan.
3.      Music terapi
Adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang diorganisis sedemikian rupa hingga tercipta music yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.

Tujuan terapi music:
1.  Meningkatkan kualitas fisik dan mental
2.  Mengobati penyakit dan meningkatkan kemampuan pikiran seseorang
3. Meningkatkan, memulihkan, dan memelihara emosional, social dan spiritual.
Mekanisme kerja:
Music yang diterima oleh telinga di salurkan ke otak sebagai data digital sehigga otak merespon sesuai dengan “isi data digital” tersebut. Otak adalah pengendali dan mempengaruhi kinerja seluruh organ di tubuh, ketika otak distimulasi, organ-organ di tubuh juga ikut terpengaruh.
Macam-macam terapi musik:
a.       Terapi music aktif
b.      Terapi music pasif
Manfaat terapi music:
a.       Relaksasi, mengistirahatkan tubuh dan pikiran
b.      Meningkatkan kecerdasan
c.       Meningkatkan motivasi
d.      Pengembangan diri
e.       Meningkatkan kemampuan mengingat
f.       Kesehatan jiwa
g.      Mengurangi rasa sakit
h.      Menyeimbangkan tubuh
i.        Meningkatkan kekebalan tubuh
j.        Meningkatkan olah raga

Efek- efek terapi music:
a.       Perubahan yang meningkat elektrisitis tubuh
b.      Perubahan pada metabolism dan biosintesis pada beberapa proses enzim
c.       Berkurangnya stimulus sensorik dalam barbagai tahapan
d.      Tarikan napas dapat menjadi cepat atau berubah secara teratur
e.       Energy otot akan meningkat atau menurun terkait dengen stimuli irama.
f.       Kelelahan berkurang atau tertunda, tetapi ketegangan otot meningkat
g.      Timbulnya berbagai efek pada denyut jantung, tekanan darah, dan fungsi endokrin.

Transpersonal Terapi
Transpersonal terapi ialah pendekatan yang menyeluruh baik secara spiritual, psikologi, fisik, biokultural, yang berfokus pada kesejahteraan diri, pkiran, tubuh, emosi, dan jiwa.
1.      Manfaat Transpersonal Terapi:
a.       Belajar untuk mengatasi sters, ketakutan & tantangan dalam hidup
b.      Mampu mengekspresikan diri
c.       Mampu mengakses kekuatan diri, kebijaksanaan, sumberdaya
d.      Meningkatkan rasa percaya diri
e.       Lebih memahami diri sendiri
f.       Adanya rasa yang lebih besar untuk menentukan arah, makna, dan tujuan hidup.
g.      Dapat menikmati/menghargai arti sebuah kehidupan

2.      Metode Transpersonal Terapi
a.       Metode dan kesadaran praktek yaitu untuk mengembangkan kesadaran yang lebih besar dari saat ini, untuk menenangkan pikiran dengan cara tai chi, gigong, dan seni bela diri.
b.      Visualisasi yaitu untuk membantu memahami sisis positif dari permasalahan batin, dengan cara mendengarkan suara terapis yang menggambarkan adegan positif.
c.       Hati centered hypnoterapi yaitu untuk mengetahui sumber masalah dan menyelesaikannya.
d.      Breathwork yaitu untuk melepaskan masalah yang terbelenggu didalam diri.
e.       Shadow light yaitu untuk membantu memahami sisi yang belum diketahui dari dalam diri.
f.       Jiwa retival yaitu untuk memunculkan aspek yang hilang.
g.      Penyembuahan batin anak yaitu untuk berhubungan kembali dengan bagian diri yang merasa terluka secara emosional, sakit hati, ditinggalkan, atau dikhianati sebagai seorang anak.

3.      Contoh Transpersonal Terapi
a.       Reiki, dilakukan dengan cara menyerap energi alam semesta ini dan menyalakan kembali untuk berbagai keperluan seperti menyembuhkan penyakit fisik, mental, emosional.
b.      Sugesti, suatu hal yang bisa menyebabkan hati dan fikiran menjadi yakin akan suatu hal yang kita pikirkan atau yang kita inginkan.
c.       Bioenergi, suatu energi yang berasal dari alam yang berbentuk sinar yang berguna untuk menangkap adanya gangguan tubuh .
d.      Perana, suatu yang tidak memerlukan alat bantu dan dapat dipelajari dengan gerak tangan disekeliling tubuh kita. Contohnya belaian kasih sayang ibu.
e.       Hypnoterapi, Media yang digunakan untuk mempengaruhi seseorang melalui komunikasi. Contohnya, hipnotis.  
4.      Efek Transpersonal Terapi
a.       Bisa membuat seorang lebih rileks
b.      Membuat masalah cepat terasi
c.       Dapat membantu menyembuhkan penyakit
d.      Mampu menilai sesuatu diluar logika yang tidak nampak 

Aromaterapi
Aromaterapi ialah salah satu jenis pengobatan alternatif yang menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap, dikenal sebagai minyak esensial, dan senyawa aromatik lainnya dari tumbuhan yang bertujuan untuk memengaruhi suasana hati atau kesehatan seseorang, yang sering digabungkan dengan praktik pengobatan alternatif dan kepercayaan kebatinan.
1.      Contoh-contoh Aromaterapi
           Eucalyptus (kayu putih)
           Lavender
           Teh hijau (green tea)
           Sandalwood (cendana)
          Rose (bunga mawar)
           Ylang-ylang (bunga kenanga)
           Chammomile
           Thyme                                                                                                                        Lotus (bunga teratai)
           Green apple (apel hijau)
           Lemon
           Jasmine (bunga melati)
           Strawberri

3.      Tujuan Aromaterapi
a.       Mempengaruhi suasana hati
b.      Mempengaruhi kesehatan
c.       Meningkatkan kesehatan tubuh, mental dan emosional

4.      Manfaat Aromaterapi
a.       Membantu proses persalinan. Aromaterapi dapat membuat jumlah pasien yang memerlukan  epidural yaitu anestesi untuk membius tubuh bagian bawah menjadi  berkurang
b.      Menghentikan insomnia. Sebuah penelitian di Inggris, membuktikan bahwa dengan menghisap aroma lavender bisa membantu pasien-pasien lanjut psikiatrik usia lanjut tidur pulas seperti halnya obat-obat sedatif.
c.       Merangsang kulit kepala. Ketika para pasien menderita kerontokan rambut hebat, oleskan minyak esensial thyme, rosemary, lavender, dan cedarwood pada kulit kepala mereka setiap hari, dan terbukti sebesar 44% dari pasien ini mengalami perbaikan.
d.      Mengurangi efek pengobatan. Penelitian-penelitian di Amerika yang hasilnya belum diterbitkan menemukan, bahwa rasa mual yang disebabkan kemoterapi (pengobatan kanker) bisa diredakan dengan menghirup aroma minyak esensial peppermint, ginger, lavender atau mandarin.
e.       Mempercepat penyembuhan. Pasien-pasien yang terekspos aroma dari minyak esensial vanila, lavender, dan neroli sesudah menjalani bedah jantung di sebuah rumah sakit Amerika dilaporkan mengalami kadar stres pasca operasi yang lebih rendah.

5.      Mekanisme Kerja Aromaterapi
a.       Penciuman (inhalasi) melalui diffuser (alat penghamburan minyak),         vaporizer (alat untuk mengurangi cairan menjadi uap), atomizer (alat untuk mengeluarkan cairan sebagai sentuhan halus), oil burner (tungku yang diberi lilin untuk membakar minyak).
b.      Penyerapan Kulit (topical) falam bentuk minyak pijat, lotion, perfume, cologne, baik seluruh badan maupun hanya bagian bagian tubuh tertentu.

6.      Efek Aromaterapi Bagi kehamilan
Terjadinya keguguran dan kontraksi rahim. Penggunaan aromaterapi sebaiknya dihindari pada trimester pertama dan wanita hamil dengan riwayat kontraksi dan keguguran pada sebelumnya.

6.            Pengalaman Keperawatan Holistik
Holistik adalah perpaduan antara intelektual, emosional dan religius. Jika ini dikembangkan dengan baik, maka akan terbentuk manusia yang berjiwa “holistik“, yang mencerminkan jati diri / tabiat atau karakter yang unggul.

 Suatu sikap yang di tunjukkan oleh manusia saat dia merasa cukup tau dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran mengenai sesuatu yang di anggap logis berdasarkan pengalaman dan pemikirannya. Karna keyakinan merupakan suatu sikap maka keyakinan atau kepercayaan seseorang tidak selalu benar atau keyakinan bukanlah jaringan kebenaran.
2.      Pengertian nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia. Adanya dua macam nilai tersebut sejalan dengan penegasan pancasila sebagai ideologi terbuka. Perumusan pancasila sebagai dalam pembukaan UUD 1945. Alinea 4 dinyatakan sebagai nilai dasar dan penjabarannya sebagai nilai instrumental. Nilai dasar tidak berubah dan tidak boleh diubah lagi. Betapapun pentingnya nilai dasar yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 itu, sifatnya belum operasional. Artinya kita belum dapat menjabarkannya secara langsung dalam kehidupan sehari-hari.
Penjelasan UUD 1945 sendiri menunjuk adanya undang-undang sebagai pelaksanaan hukum dasar tertulis itu. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 itu memerlukan penjabaran lebih lanjut. Penjabaran itu sebagai arahan untuk kehidupan nyata. Penjabaran itu kemudian dinamakan Nilai Instrumental.
Nilai Instrumental harus tetap mengacu kepada nilai-nilai dasar yang dijabarkannya Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam bentuk-bentuk baru untuk mewujudkan semangat yang sama dan dalam batas-batasyang dimungkinkan oleh nilai dasar itu. Penjabaran itu jelas tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasarnya.

a)      Ciri-ciri nilai
1)      Sifat-sifat nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah sebagai berikut:
Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai,tetapi kita tidak bisa mengindra kejujuran itu. Yang dapat kita indra adalah kejujuran itu.

2)      Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (das sollen). Nilai diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya, nilai keadilan. Semua orang berharap dan mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.

3)      Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya.Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.

3.      Macam-macam Norma
Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu:
a. Nilai logika adalah nilai benar salah.
b. Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah.
c. Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk.
Berdasarkan klasifikasi di atas, kita dapat memberikan contoh dalam kehidupan. Jika seorang siswa dapat menjawab suatu pertanyaan, ia benar secara logika. Apabila ia keliru dalam menjawab, kita katakan salah. Kita tidak bisa mengatakan siswa itu buruk karena jawabanya salah. Buruk adalah nilai moral sehingga bukan pada tempatnya kita mengatakan demikian.
Contoh nilai estetika adalah apabila kita melihat suatu pemandangan, menonton sebuah pentas pertunjukan, atau merasakan makanan, nilai estetika bersifat subjektif pada diri yang bersangkutan. Seseorang akan merasa senang dengan melihat sebuah lukisan yang menurutnya sangat indah, tetapi orang lain mungkin tidak suka dengan lukisan itu. Kita tidak bisa memaksakan bahwa luikisan itu indah. Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan baik atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan kita sehari-hari.Notonegoro dalam Kaelan (2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai. Ketiga nilai itu adalah sebagai berikut :
a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan ragawi manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian meliputi:
1) Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia.
2) Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan (emotion) manusia.
3) Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak (karsa,Will) manusia.
Nilai religius yang merupakan nilai keohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia.

Pengalaman Kesehatan Holistik
Keperawatan Holistik berdasarkan kepercayaan:
Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premis benar. Dalam konteks tradisional, penyembuhan adalah pemulihan seseorang ke dalam harmoni antara tubuh, pikiran, dan jiwa atau pemulihan kesehatan holistik. Dalam komunitas tertentu orang tertentu di kenal mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan. Dukun di anggap mendapat anugrah dari tuhan untuk menyembuhkan.
Pada banyak contoh seseorang dengan warisan budaya konsisten dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan seorang dukun sebelum dia berhubungan dengan pemberi kesehatan modern. Terdapat banyak perbedaan antara dokter modern dengan dukun tradisional ( kaptchuk & croucher, 1987). Hubungan antara seseorang dengan dukun, misalnya sering lebih dekat dibanding hubungan antara orang tersebut dengan tenaga perawatan kesehatan professional. Sebagian orang menganggap dukun sebagai seseorang yang memahami masalah dalam konteks kultural, berbicara dengan bahasa yang sama dan mempunyai pandangan yang sama tentang dunia.
Dukun tradisional telah selalu bagian dari kultur. Metoda yang di gunakan oleh dukun-dukun ini telah di kembangkan sepanjang generasi dengan coba-salah (trial and error) dan sering didasarkan pada keyakinan dan kepercayaan keagamaan dan situasi sosial.metoda yang efektif telah di lestarikan dan di adaptasi untuk memenuhi kebutuhan saat ini. Dukun tradisional menyadari  tentang kultural dan kebutuhan pribadi klien dan mampu untuk memahami masalh masa kini.semua itu tergantung kepada kepercayaan seseorang dan adat istiadat yang di anut di sekitar lingkungannya. 

7.       KONSEP CARING

Konsep Caring Science
Caring science merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan terhadap proses, fenomena, dan pengalaman human caring. Caring science, seperti juga science lainnya, meliputi seni dan kemanusiaan
Caring adalah fenomena universal yang mempengaruhi cara manusia berpikir, dan mempunyai hubungan antara sesama. Sejak Florence Nightingale, perawat harus mempelajari pelayanan dari berbagai fuilosofi dan persepsi etik. Sejumlah ahli keperawatan membuat teori caring karena penting dalam praktik keperawatan.
Caring mencerminkan apa yang berhubungan dengan individu, hal ini menggambarkan hubungan yang luas, dari cinta orang tua sampai hubungan pertemanan, dari kepedulian terhadap binatang peliharaan, serta  merawat dan melayani klien.  Caring sebagai bentuk dasar dari praktik keperawatan, di mana perawat membantu klien pulih dari sakitnya, memberikan penjelasan dari sakitnya, memberikan penjelasan dari penyakitnya, dan mengelola atau membangun kembali hubungan. Caring membantu perawat mengenali intervensi yang baik, dan kemudian menjadi perhatian dan petunjuk untuk memberikan caring nantinya
Tidak semua klien sama. Setiap individu mempunyai perbedaan latar belakang pengalaman, nilai-nilai, dan kultur dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Caring bersifat khusus dan bergantung pada hubungan perawat-klien. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh seorang perawat, mereka biasanya akan mempelajari bahwa caring membanyu mereka untuk focus pada klien yang mereka tangani. Caring memfalitasi kemampuan perawat untuk mengenali klien, membuat perawat mengetahui masalah klien, dan mencari serta melaksanakan solusi.

Caring Menurut Watson (1979)
Dasar teori keperawatan Jean Watson diterbitkan pada tahun 1979 dalam “Nursing : The Philosophy and Science Of Caring”. Pada tahun 1985, dengan diliris kembali pada tahun 1998, teorinya di terbitkan dalam “Nursing : Human Scienci And Human Care”. Watson percaya bahwa focus utama dalam perawatan adalah aspek keperawatan yang didapatkan dari sepuluh perspektif humanistic yang dikombinasikan dengan sebuah dasar disiplin ilmu pengetahuan. Bagi perawat, untuk mengembangkan filosofi-filosofi humanisticdan system pengkajian, latar belakang kemampuan umum sangat diperlukan. Filosofi ini dan system pengkajian secara efektif akan mampun menyokong suatu dasar yang kuat bagi pengetahuan perawat. Sebuah dasar kemampuan umum dapat membantu perawat mengembangkan cita-cita mereka dan pandangan terhadap dunia yang luas dan kemampuan berfikir yang kritis dibutuhkan dalam ilmu pengetahuan keperawatan, yang memfokuskan pada promosi kesehatan daripada pangibatan penyakit.
Teori human caring yang dikembangkan oleh Watson antara tahun 1975-1979, hanya berkisar pada sepuluh carative factors sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors” terlalu stagnant terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical caritas” dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan ara perkembangan teorinya (Watson, 2004).

Dimensi Caring menurut Watson
FAKTOR CARATIVE
CONTOHNYA DALAM PRAKTIK
1.      Membentuk system nilai altruistic





2.      Menciptakan kepercayaan-harapan



3.      Meningkatkan rasa sensitif terhadap diri sendiri dan sesame



4.      Membangun pertolongan kepercayaan, hubungan caring manusia




5.      Mempromosikan dan
mengungkapkan perasaan
posirtif dan negative




6.      Menggunakan proses caring yang kreatif dalam penyelesaian masalah




7.      Mempromosikan transpersonal belajar mengajar



8.      Menyediakan dukungan, perlindungan, dan/atau perbaikan suasana mental, fisik, social, dan spiritual




9.      Mendapatkan kebutuhan manusia






10.  Mengizinkan adanya kekuatan-kekuatan fenomena yang bersifat spiritual


Gunakan kebaikan dan kasih saying untuk memperluas diri. Gunakan sikap membuka diri untuk mempromosikan persetujuan terapi dengan klien anda.

Ciptakan suatu hubungan dengan klien yang menawarkan maksud dan petunjuk saat mencari ari dari suatu penyakit.

Belajar menerima keberadaan diri sendiri dan orang lain. Perawat yang caring berkembang menjadi perawat perwujudan- diri


Belajar membangun dan mendukung pertolongan- kepercayaan, hubungan caring yang asli, melalui komunikasi yang efektif dengan klien anda


Pendukung dan menerima perasaan klien anda. Dalam berhubungan dengan klien anda, tunjukkan kesiapan dalam mengambil resiko dalam berbagi dengan sesame

Menerapkan proses keperawatan secara sistematis, membuat keputusan pemecahan masalah secara ilmiah dalam menyelenggarakan pelayanan berfokus klien

Belajar bersama saat mengajarkan klien mendapatkan ketrampilan perawatan diri. Klien mempunyai tanggung jawab untuk belajar

Membuat pemilihan suasana pada semua tingkatan, fisik maupun non fisik. Meningkatkan kebersamaan, keindahan, kenyamanan, kepercayaan, dan kedamaian.


Membantu klien mendapatkan kebutuhan dasar dengan caring yang disengaja dan disadari





Mengizinkan kekuatan spiritual untuk memberikan pengertian yang lebih baik tentang diri anda dank lien anda

Caring Menurut Swanson (1991)
Kristen Swanson (1991) mempelajari tentang klien dan profesi pemberi layanan dalam usahanya untuk membuat teori tentang caring dalam keperawatan. Ada tiga kelompok yang diwawancara yaitu: wanita yang pernah mengalami keguguran, orang tua dan pelayanan kesehatan dalam ruang perawatan intensif neonates, serta ibu yang beresiko tinggi secara social mengalami intervensi kesehatan jangka panjang. Semua kelompok tadi berada pada lingkungan perinatal (sebelum, selama, atau pasca kelahiran anak).Peneliti bertanya pada setiap kelompok pertanyaan tentang bagaimana mereka mengalami atau mengungkapkan caring dalam situasi mereka.Setelah menganalisis cerita dan laporan dari ketiga kelompok tersebut, Swatson membuat teori tentang caring.
Teori tersebut menggambarkan caring yang berisi lima kategori atau proses. Swatson mendefinisikan caring sebagai suatu cara pemeliharaan hubungan dengan menghargai orang lain, disertai perasaan memiliki dan tanggung jawab. Teori ini mendukung pernyataan bahwa caring merupakan inti dari fenomena keperawatan, tetapi tidak merupakan sesuatu yang unik terhadap praktik keperwatan.
Teori swatson (1991) berguna dalam memberikan petunjuk bagaimana membangun strategi caring yang berguna dan efektif. Setiap proses caring mempunyai definisi dan subdimensi yang merupakan dasar untuk intervensi keperawatan. Pelayanan dan keperawatan dan pada kesehatan dan kesejahteraan klien.Selanjutnya hasil penelitian ini digunakan dalam mengembangkan teori untuk menuntun praktik klinis keperawatan.Sebagai contoh, swatson menguji efek dari konseling berbasis caring pada keadaan emosional wanita di tahun pertama setelah mengalami keguguran.Konseling berbasis caring secara signifikan menunjukkan penurunan perasaan depresi dan amanah, terutama pada empat bulan pertama setelah keguguran.

 Dimensi caring menurut Swanson (1991)
PROSES CARING
DEFINISI
SUB DIMENSI
1.      Mengetahui









2.      Melakukan bersama


3.      Melakukan untuk








4.      Kemampuan














5.      Mengatasi kepercayaan
Berusaha mengerti kejadian yang berarti dalam kehidupan seseorang



Hadir secara emosional


Sebisa mungkin melakukan kepada orang lain seperti melakukannya kepada diri sendiri


Memudahkan jalan
seseorang dalam menjalani transisisi kehidupan (seperti kelahiran, kematian) atau kejadian yang tidak terduga


Menaruh kepercayaan pada kemampuan seseorang dalam menjalani hidup atau transisi dan menghadapi kehidupan
           a. Menghindari asumsi.

b.      Focus pada pelayanan satu orang
c.       Penilaian menyeluruh
d.      Mencari petunjuk
e.       Mengikat diri atau keduanya



a.       Berada disana
b.     Menunjukkan kemampuan
c.       Berbagi perasaan
d.      Tidak mudah marah
a.       Kenyamanan
b.      Antisipasi
c.      Menunjukkan ketrampilan
d.      Melindungi
e.   Menunjukkan kepercayaan





a.      Memberitahuakan/ menjelaskan
b.      Mendukung/mengizinkan
c.       Focus
d.      Membuat alternative
e.       Membenarkan atau
memberikan umpan balik








a.       Percaya atau memegang kepercayaan
b.      Mempertahankan sikap penuh penghargaan
c.       Menawarkan keyakinan yang realistic (pergi jauh)

Perilaku Caring
Daftar dimensi caring (Caring Dimensions Inventory = CDI) yang didesain oleh Watsondan Lea (1997) merupakan instrumen yangdikembangkan untuk meneliti perilakuperawat (perilaku caring). Daftar perilaku dimensicaring tersebut antara lain:
a)      Membantu klien dalam ADL.
b)      Membuat catatan keperawatan mengenai klien.
c)      Merasa bersalah /menyesal kepada klien
d)     Memberikan pengetahuan kepada klien sebagai individu
e)      Menjelaskan prosedur klinik
f)       Berpakaian rapi ketika bekerja dengan klien
g)      Duduk dengan klien
h)      Mengidentifikasi gaya hidup klien
i)        Melaporkan kondisi klien kepada perawat senior
j)        Bersama klien selama prosedur klinik
k)      Bersikap manis dengan klien
l)        Mengorganisasi pekerjaan dengan perawat lain untuk klien
m)    Mendengarkan klien
n)      Konsultasi dengan dokter mengenai klien
o)      Menganjurkan klien mengenai aspek self care
p)      Melakukan sharing mengenai masalah pribadi dengan klien
q)      Memberikan informasi mengenai klien
r)       Mengukur tanda vital klien
s)       Menempatkan kebutuhan klien sebelum kebutuhan pribadi

Paradigma Keperawatan Menurut Watson Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi transpersonal caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang menimbulkan selfknowlegde,self-control, self-care, dan selfhealing.
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran, jiwa dan raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi sehat-sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self control, pilihan dan selfdetermination.
a.      Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara diri dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.
b.      Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan perawat.Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari transpersonal caring.Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Watson menyatakan tujuh asumsi tentang science of caring. Asumsi dasar tersebut yaitu:
Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif hanya secara
a)      Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif hanya secara interpersonal
b)      Caring terdiri dari carative factors yang menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan manusia tertentu
c)      Efektif caring meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan keluarga. Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi juga menerima akan jadi apa dia kemudian
d)     Lingkungan caring adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari potensi yang ada, dan di saat yang sama membiarkan sesorang untuk memilih tindakan yang terbaik bagi dirinya saat itu
e)      Caring lebih “healthogenic” daripada curing.
f)       Praktek caring merupakan sentral bagi keperawatan.
 Proses keperawatan dalam teori caring
Watson (1979) menekankan bahwa proseskeperawatan memiliki langkah-langkah yangsamadengan proses riset ilmiah, karena keduaproses tersebut mencoba untuk menyelesaikanmasalah dan menemukan solusi yang terbaik.Lebih lanjut Watson menggambarkan keduaproses tersebut sebagai berikut (tulisan yangdimiringkan menandakan proses riset yangterdapat dalam proses keperawatan):
a.       Pengkajian
Meliputi observasi, identifikasi, dan reviewmasalah; menggunakan pengetahuan dariliterature yang dapat diterapkan, melibatkanpengetahuan konseptual untuk pembentukan dankonseptualisasi kerangka kerja yang digunakanuntuk memandang dan mengkaji masalah danpengkajian juga meliputi pendefinisian variable yang akan diteliti dalam memecahkan masalah
Watson (1979) dalam Julia (1995) menjelaskankebutuhan yang harus dikaji oleh perawat yaitu:
a. Lower order needs (biophysical needs) yaitukebutuhan untuk tetap hidup meliputi kebutuhan nutrisi, cairan, eliminasi, danoksigenisasi.
b. Lower order needs (psychophysical needs)yaitu kebutuhan untuk berfungsi, meliputikebutuhan aktifitas, aman, nyaman,seksualitas.
c. Higher order needs (psychosocial needs),yaitu kebutuhan integritas yang meliputikebutuhan akan penghargaan dan beraffiliasi.
d. Higher order needs (intrapersonalinterpersonalneeds), yaitu kebutuhan untukaktualisasi diri.

b.      Perencanaan:
Perencanaan membantu untuk menentukanbagaimana variable-variabel akan diteliti ataudiukur, meliputi suatu pendekatan konseptual ataudesign untuk memecahan masalah yang mengacupada asuhan keperawatan serta meliputipenentuan data apa yang akan dikumpulkan danpada siapa dan bagaimana data akan dikumpulkan
c.       Implementasi:
Merupakan tindakan langsung dan implementasidari rencana serta meliputi pengumpulan data.

d.      Evaluasi
Merupakan metoda dan proses untuk menganalisadata, juga untuk meneliti efek dari intervensiberdasarkan data serta meliputi interpretasi hasil,tingkat dimana suatu tujuan yang positif tercapai,dan apakah hasil tersebut dapat digeneralisasikan.

8.       Pengkajian spritual
Spritual adalah sesuatu yang dipercayai oleh seseorang dalam hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi (TUHAN) yang menimbulkan suatu kebutuhan serta kecintaan terhadap tuhan dan pemohonan atas segala kesalahan  yang pernah di buat. Menurut pendapat Thernstrom 1980 praktik keagamaan berkaitan dengan kesehatan. Misalnya, beberapa agama mengajarkan bahwa mematuhi aturan atau kewajiban adalah penghantar kepada keharmonian dan kesehatan, dan jika melanggar aturan atau kewajiban tersebut dapat menyebabkan ketidak harmonian atau penyakit.
a.Pengkajian perawat terhadap pasien.
1.      Pengkaji
2.      pengkajian data subjectif
3.      Konsep tentang ketuhanan
4.      Sumber kekuatan dan harapan
5.      Praktik agama dan ritual
6.      Hubungan antara keyakinan spritual dan kondisi kesehatan
7.      Pengkajian data objectif
Afek dan sikap
1.      Perilaku
Apakah pasien tampak berdoa sebelum makan, membaca  kitab suci atau buku keagamaan, dan apakah pasien sering sekali mengeluh, tidak dapat tidur , bermimipi buruk serta becanda yang tidak sesuai atau mengekspresikan kemarahannya terhadap agama?
2.      Verbalisasi
Apakah pasien menyebut tuhan, doa, rumah ibadah atau topik keagamaan lainnya, dan apakah pasien mengeksprisikan rasa takutnya terhadap kematian ?
3.      Hubungan interpersonal
Siapa pengunjung pasien, bagaimana pasien merespon pengunjung, dan bagaimana pasien berhubungan dengan pasien yang lain dan juga dengan perawat?
4.      Lingkungan
Apakah pasien membawa kitab suci dan perlengkapan ibadahlainnya ? apakah pasien menerima kiriman tanda simpati dan apakah pasien memakai tanda keagamaan, (misalnya memakai jilbab) ?

Penutup

Kesimpulan: Berpikir kritis adalah proses kognitif dalam merumuskan keputusan. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam asuhan keperawatan sejak berkembangnya ilmu keperawatan setelah kemerdekaan. Hal ini juga berpengaruh pada keperawatan holistik yang melihat dari segala aspek dimensi keperawatan sehingga berkembangnya berbagai upaya pengobatan. Perawat profesional juga harus mampu memberi asuhan keperawatan berbasis humanisme pada klien baik secara kebudayaan maupun spiritual.

Daftar Pustaka

RSCM, 1997. Pedoman Perawatan RSUP Nasional. RSCM: Jakarta.
M. Bouwhuizen.Ilmu Keperawatan (Verpleegkunde Zn). EGC:Jakarta.
La Ode Jumadi Saffar, SKp. Pengantar Keperawatan Profesional. EGC: Jakarta. 
Muslim Sudirman, SKp. (2000). Konsep Dasar Keperawatan I. PSIK STIK Bina Husada:Palembang.
Nurharlinah, SKp. (2000).Konsep Dasar Keperawatan I. PSIK STIK Bina Husada:Palembang.
Perry&Potter.2005.Fundamental Keperawatan.EGC:Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar