Pendahuluan
1. Latar
belakang
Berpikir merupakan suatu proses yang
berjalan secara berkesinambungan mencakup interaksi dari suatu rangkaian
pikiran dan persepsi. Sedangkan berpikir kritis merupakan konsep dasar yang
terdiri dari konsep berpikir yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis
itu sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen
berpikir kritis dalam keperawatan yang di dalamnya dipelajari karakteristik,
sikap dan standar berpikir kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan
keputusan dan kreatifitas dalam berpikir kritis.
Proses berpikir ini dilakukan
sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan
menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita menjadi lebih mampu untuk
membentuk asumsi, ide-ide dan membuat kesimpulan yang valid, semua proses
tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berpikir dan belajar.
Keterampilan kognitif yang digunakan
dalam berpikir kualitas tinggi memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri,
berpikir ulang, oposisi, tantangan dan dukungan.
Berpikir kritis adalah proses
perkembangan kompleks yang berdasarkan pada pikiran rasional dan cermat menjadi
pemikir kritis adalah denominator umum untuk pengetahuan yang menjadi contoh
dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri.
Dengan adanya pemikiran kritis itulah maka keperawatan
holistik dapat berkembang hingga mampu mengembangkan sistem modalitas
penyembuhan. Beberapa pengobatan komplementer dan alternatif
berkembang dari praktek yang diwariskan turun temurun. Masyarakat dahulu
mengembangkan pendapat atau teorinya masing-masing tentang penyakit dan praktek
untuk menyembuhkan penyakit. Pada jaman dulu orang mencari pengobatan dari alam
sekitarnya, bila mereka menderita berbagai macam penyakit. Pengobatan mulai dari
air, pasir, tanaman, maupun melakukan pemijitan. Pengobatan tersebut menjadi
sulit dipisahkan dari kepercayaan yang berkembang saat itu. Pada masyarakat
Mesir kuno, kurang lebih tahun 1.500 sebelum Masehi telah dituliskan pada Kertas
papirus tentang penyakit dan terapi tradisional untuk mengobatinya, termasuk
jimat dan benda-benda berkekuatan gaib, dan sepertiga dari semua bahan yang
juga dikenal saat ini termasuk Opium
dan minyak kastor. Diagnosa dibuat berdasarkan gejala dari panas, nyeri dan
benjolan . Pengobatan didasarkan atas diit, tanaman-tanaman obat maupun
psikoterapi.
2. Tujuan
a. Mengetahui
penerapan berpikir kritis dalam keperawatan
b. Mengetahui
perkembangan modalitas penyembuhan dan Complementary Alternative Medicine
Pembahasan
1.
Penerapan
Berpikir Kritis
Berpikir
kritis adalah bagaimana cara seseorang menggunakan informasi sebagai
pertimbangan, membuat kesimpulan, dan membentuk gambaran mental tentang apa
yang terjadi pada klien.
Model berpikir kritis
1. Pengetahuan
dasar khusus
Pengetahuan
ini bervariasi bergantung pada pengalaman pendidikan, termasuk pendidikan dasar
perawat, kursus pendidikan berkelanjutan, dan kuliah tambahan. Sebagai tambahan
diperlukan inisiatif perawat untuk membawa literature keperawatan sehingga
dapat mengikuti perkembangan terakhir dalam ilmu keperawatan.
2. Pengalaman
Pengalaman
belajar klinis diperlukan untuk memenuhi keterampilan untuk membuat keputusan
klinis. Pengalaman klinis adalah laboratorium untuk menguji pengetahuan
keperawatan anda.
3. Kompetensi
Kompotensi
berpikir kritis adalah proses kognitif yang digunakan perawat untuk membuat
penilaiankeperawatan.
4. Sikap
untuk berpikir kritis
a) Tanggung
jawab dan akuntabilitas : Anda harus bertanggung jawab untuk melakukan
aktivitas perawatan yang benar sesuai standar praktik. Standar praktik adalah
tingkat minimum yang harus dipenuhi untuk memastikan perawatan yang berkualitas
tinggi.
b) Mengambil
resiko : Pengambilan resiko yang bersifat positif sering menghasilkan kemajuan
dalam perawatan pasien.
c) Berpikir
independen : Saat anda berpikir independen, anda menantang cara berpikir orang
lain Dan mencari jawaban yang logis dan rasional untuk sebuah masalah
d) Kreatif
: kreatif meliputi pemikiran orisinal, berarti anda menemukan solusi diluar
standar rutin yang ada, tapi masih menjalankan nya sesuai dengan standar
keperawatan.kreativitas adalah motivator yang akan menolong anda untuk
memikirkan segala pilihan dengan pendekatan yang unik.
e) Percaya
diri : Rasa percaya diri tumbuh seiring dengan pengalaman dalam mengenali
kekuatan dan keterbatasan anda. Rasa percaya diri akan membangun kepercayaan
diantara anda dan pasien.
5. Standar untuk berpikir
kritis
Standar berpikir kritis
mengacu pada kriteria etik untuk penilaian keperawatan dan kriteria untuk
tanggung jawab dan tanggung gugat profesional. Standar ini mengekspresikan
tujuan dan nilai profesi keperawatan. Penerapan standar ini mengharuskan
perawat menggunakan berpikir kritis untuk kebaikan individu atau kelompok.
Lima Model
berpikir kritis
a) Total Recall
Total Recall
berarti mengingat fakta atau mengingat dimana dan bagaimana untuk mendapatkan
fakta/data ketika diperlukan. Data keperawatan bisa dkumpulkan dari banyak
sumber, yaitu pembelajaran di dalam kelas, informasi dari buku, segala sesuatu
yang perawat peroleh dari klien atau orang lain, data klien dikumpulkan dari
perasaan klien, instrument (darah, urine, feses, dll). Total recall
juga membutuhkan kemampuan untuk mengakses pengetahuan, dengan adanya
pengetahuan akan menjadikan sesuatu dipelajari dan dipertahankan dalam pikiran.
Masing-masing individu mempunyai pengetahuan yang berbeda-beda dalam pikiran
mereka. Ada sekelompok yang mempunyai pengetahuan sangat luas dan ada yang
sebaliknya. Keperawatan diawali dengan pengetahuan yang minimal tetapi kemudian
secara pesat meluas seiring dengan adanya sekolah-sekolah keperawatan.
b) Habits (Kebiasaan)
Habits
merupakan pendekatan berpikir ditinjau dari tindakan yang diulang berkali-kali
sehingga menjadi kebiasaan yang alami. Mereka menerima apa yang mereka kerjakan
menghemat waktu dan mudah untuk dilakukan. Manusia selalu menggambarkan sesuatu
yang mereka kerjakan sebagai kebiasaan seperti “saya mengerjakan sesuatu di
luar pikiran”. Hal ini bukan kebiasaan dalam keperawatan karena tindakan yang
dilakukan tidak menggunakan proses berpikir. Hal ini terjadi jika proses
berpikir sudah berakar dalam diri mereka dalam melihat sesuatu atau kemungkinan
yang terjadi, di bawah sadar.
c) Inquiry (Penyelidikan/Menanyakan Keterangan)
Inquiry
merupakan latihan mempelajari suatu masalah secara mendalam dan mengajukan
pertanyaan yang mendekati kenyataan. Jika kita berada di tingkat pertanyaan ini
dalam situasi social, kita akan disebut “Mendesak”. Hal ini meliputi penggalian
data dan pertanyaan, khususnya pendapat dalam situasi tertentu. Ini berarti
tidak menilai dari raut wajah, mencari factor-faktor yang menyebabkan,
keragu-raguan pada kesan pertama, dan mengecek segalanya, tidak ada masalah
bagaimana memperlihatkan ketidaksesuaian. Inquiry merupakan kebutuhan primer
dalam berpikir yang digunakan untuk menyimpulkan sesuatu. Kesimpulan tidak dapat
diambil jika tanpa inquiry tetapi, kesimpulan
akan lebih akurat jika menggunakan inquiry.
d) New Ideas and Creativity
Ide baru dan
kreativitas terdiri dari model berpikir unik dan bervariasi yang khusus bagi
individu. Kekhususan dalam berpikir ini akan selalu dibawa individu selama
hidupnya dan biasanya membentuk kembali norma. Seperti Inquiry, model ini
membawa kita sesuai ide dari literature. Berpikir kreatif merupakan kebalikan
dan akhir dari Habits Model (kebiasaan). Dari kalimat “melakukan sesuatu
seperti biasanya” menjadi “Mari mencoba cara baru”. Berpikir kreatif tidak
untuk menjadi pengecut, tetapi salah satu kadang-kadang akan terlihat bodoh dan
tidak sesuai dengan ketentuan yang ada. Pemikir kreatif menghargai kesalahan
yang mereka lakukan untuk mempelajari nilai. Ide baru dan
kreativitas sangat penting dalam keperawatan karena merupakan dasar dalam
merawat pelanggan atau klien. Banyak hal yang harus dipelajari perawat untuk
menjadi cocok, terpadu, dan bekerja menyesuaikan keunikan klien. Perawat
mempunyai standart pendekatan untuk menghemat waktu perawatan dan secara
keseluruhan bekerja dengan baik, tetapi cara kerja perawat berbeda satu sama
lain.
e) Knowing How You Think (Mengetahui apa yang kamu pikirkan)
Knowing How
You Think merupakan yang terakhir tetapi bukannya yang paling tidak dihiraukan
dari model T.H.I.N.K. yang berarti berpikir tentang apa yang kita pikirkan.
Berpikir tentang berpikir disebut “metacognition”. Meta berarti “diantara atau
pertengahan” dan cognition berarti “Proses mengetahui”. Jika kita berada di
antara proses mengetahui, kita akan dapat mengetahui bagaimana kita berpikir.
Tingkatan Pemikiran Kritis dalam Keperawatan
1.
Pemikiran kritis dasar
Pada
tahap pemikiran kritis dasar, pelajar mempercayai bahwa para ahli memiliki
jawaban yang benar untuk setiap masalah. Berpikir adalah nyata dan berdasarkan
pada suatu aturan tertentu.
2.
Pemikiran kritis kompleks
Pemikiran
kritis kompleks mulai dapat memisahkan dirinya dari suatu aturan. Mereka
menganalisis dan memeriksa pilihan-pilihan dengan lebih independen.
3.
Komitmen
Pada
tingkat komitmen, anda memilih tindakan yang sesuai dengan alternatif pemecahan
yang ada dan mendukung.
Penerapan
Berpikir Kritis dalam Keperawatan
Ada 4 hal pokok penerapan berfikir kritis dalam
keperawatan, yaitu:
1) Penggunaan
bahasa dalam keperawatan
Berfikir kritis adalah kemampuan menggunakan bahasa
secara reflektif. perawat menggunakan bahasa verbal dan nonverbal dalam
mengekspresikan idea, fikiran, info, fakta, perasaan, keyakinan dan sikapnya
terhadap klien, sesama perawat, profesi. Secara nonverbal saat melakukan
pedokumentasian keperawatan.
2)
Argumentasi dalam keperawatan
Sehari-hari perawat dihadapkan pada situasi harus
berargumentasi untuk menemukan, menjelaskan kebenaran, mengklarifikasi isu,
memberikan penjelasan, mempertahankan terhadap suatu tuntutan/tuduhan. Badman
and Badman (1988) argumentasi terkait dengan konsep berfikir dalam keperawatan
berhubungan dengan situasi perdebatan, upaya untuk mempengaruhi individu
ataupun kelompok.
3)
Pengambilan keputusan dalam
keperawatan
Sehari-hari perawat harus mengambil keputusan yang tepat.
4)
Penerapan proses keperawatan
Perawat berfikir kritis pada setiap langkah proses
keperawatan yang
meliputi:
a. Pengkajian: mengumpulkan data, melakukan observasi dalam pengumpulan data berfikir kritis, mengelola dan mengkatagorikan data menggunakan ilmu-ilmu lain.
b. Perumusan diagnosa keperawatan: tahap pengambilan keputusan yang paling kritis, menentukan masalah dan dengan argumen yaitu secara rasional.
c. Perencanaan keperawatan: menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan hasil yang diharapkan, keterampilan guna mensintesa ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakan.
a. Pengkajian: mengumpulkan data, melakukan observasi dalam pengumpulan data berfikir kritis, mengelola dan mengkatagorikan data menggunakan ilmu-ilmu lain.
b. Perumusan diagnosa keperawatan: tahap pengambilan keputusan yang paling kritis, menentukan masalah dan dengan argumen yaitu secara rasional.
c. Perencanaan keperawatan: menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan hasil yang diharapkan, keterampilan guna mensintesa ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakan.
d. Pelaksanaan keperawatan: pelaksanaan
tindakan keperawatan adalkah keterampilan dalam menguji hipotesa, tindakasn
nyata yang menentukan tingkat keberhasilan.
e. Evaluasi keperawatan: mengkaji efektifitas tindakan, perawat harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien.
e. Evaluasi keperawatan: mengkaji efektifitas tindakan, perawat harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien.
2.
Complementary
Alternative Medicine
Complementary
medicine (kedokteran komplementer / pelengkap) merupakan suatu kelompok
diagnostik dan terapi di luar dari pengobatan konvensional yang diajarkan. Dalam
banyak buku istilah Complementary sering dipakai bersama dengan Alternatif
dan sering pula terjadi tumpang tindih di antara keduanya. Beberapa ahli
menggunakan istilah CAM (Complementary and Alternative Medicine).
Definisi CAM yang disepakati adalah suatu bentuk penyembuhan yang bersumber pada berbagai sistim, modalitas dan praktek kesehatan, yang didukung oleh teori dan kepercayaan. Termasuk di dalamnya latihan atau usaha untuk menyembuhkan diri sendiri. CAM digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit atau juga untuk meningkatkan taraf kesehatan. Walaupun demikian ada perbedaan antara alternatif dan komplementer.Terapi alternatif adalah terapi di luar terapi konvensional. Sementara komplementer berarti pelengkap bagi terapi konvensional yang ada dan telah terbukti bermanfaat. Meskipun belum banyak data ilmiah yang mendukung sistim terapi ini namun masyarakat tetap mencari pengobatan tersebut. Seperti kita ketahui pasien sering bertanya bagaimana pendapat dokter tentang salah satu dari terapi pelengkap ataupun alternatif ini, sebagai dokter alangkah baiknya kita mengetahui baik tidaknya terapi tersebut.
Menurut data di Amerika Serikat pada tahun awal 1990-an, sepertiga dari 1.530 orang yang disurvei, menggunakan terapi tersebut. Dalam penelitian lebih lanjut dari tahun 1990 sampai 1997, ternyata respondennya bertambah dari 34% menjadi 42%. Dari survei tersebut ditemukan sebagian besar mereka yang menggunakan terapi ini adalah orang-orang dengan taraf pendidikan yang tinggi dan penghasilan yang cukup serta usia berkisar antara 25-49 tahun. Hal yang menarik dari penelitian ini bahwa pasien-pasien yang mencari terapi pelengkap dan alternatif adalah mereka yang menderita nyeri pinggang belakang (35,9% tahun 1990; 47,6% tahun 1997, arthritis (17,5%; 26,7%) dan nyeri muskuloskeletal (22,3%; 23,6%) Hal ini sebanding dengan penelitian yang dilakukan di beberapa negara lain seperti Australia, Canada,Inggris dan Belanda. Dari data di atas kita mengetahui bahwa kebanyakan dari mereka yang mencari terapi komplementer dan alternatif adalah mereka yang menderita penyakit reumatik. Karena penyakit ini umumnya menyebabkan penderita merasa nyeri yang mengganggu dan terutama lagi pengobatannya membutuhkan waktu yang lama dan kadang pula menyebabkan penderita menjadi frustasi dengan pengobatan konvensional yang ada. Di samping harga obat yang umumnya mahal, kita ketahui pula bahwa efek samping dari pengobatan OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid) konvensional, mulai dari perdarahan saluran cerna bagian atas, gangguan ginjal dan disfungsi trombosit. Karena itu dibutuhkan pengetahuan dan dasar ilmu yang cukup bagi seorang dokter mengenai terapi komplementer dan alternatif supaya dapat mendampingi pasiennya dalam memilih terapi secara bijaksana dan sesuai.
Definisi CAM yang disepakati adalah suatu bentuk penyembuhan yang bersumber pada berbagai sistim, modalitas dan praktek kesehatan, yang didukung oleh teori dan kepercayaan. Termasuk di dalamnya latihan atau usaha untuk menyembuhkan diri sendiri. CAM digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit atau juga untuk meningkatkan taraf kesehatan. Walaupun demikian ada perbedaan antara alternatif dan komplementer.Terapi alternatif adalah terapi di luar terapi konvensional. Sementara komplementer berarti pelengkap bagi terapi konvensional yang ada dan telah terbukti bermanfaat. Meskipun belum banyak data ilmiah yang mendukung sistim terapi ini namun masyarakat tetap mencari pengobatan tersebut. Seperti kita ketahui pasien sering bertanya bagaimana pendapat dokter tentang salah satu dari terapi pelengkap ataupun alternatif ini, sebagai dokter alangkah baiknya kita mengetahui baik tidaknya terapi tersebut.
Menurut data di Amerika Serikat pada tahun awal 1990-an, sepertiga dari 1.530 orang yang disurvei, menggunakan terapi tersebut. Dalam penelitian lebih lanjut dari tahun 1990 sampai 1997, ternyata respondennya bertambah dari 34% menjadi 42%. Dari survei tersebut ditemukan sebagian besar mereka yang menggunakan terapi ini adalah orang-orang dengan taraf pendidikan yang tinggi dan penghasilan yang cukup serta usia berkisar antara 25-49 tahun. Hal yang menarik dari penelitian ini bahwa pasien-pasien yang mencari terapi pelengkap dan alternatif adalah mereka yang menderita nyeri pinggang belakang (35,9% tahun 1990; 47,6% tahun 1997, arthritis (17,5%; 26,7%) dan nyeri muskuloskeletal (22,3%; 23,6%) Hal ini sebanding dengan penelitian yang dilakukan di beberapa negara lain seperti Australia, Canada,Inggris dan Belanda. Dari data di atas kita mengetahui bahwa kebanyakan dari mereka yang mencari terapi komplementer dan alternatif adalah mereka yang menderita penyakit reumatik. Karena penyakit ini umumnya menyebabkan penderita merasa nyeri yang mengganggu dan terutama lagi pengobatannya membutuhkan waktu yang lama dan kadang pula menyebabkan penderita menjadi frustasi dengan pengobatan konvensional yang ada. Di samping harga obat yang umumnya mahal, kita ketahui pula bahwa efek samping dari pengobatan OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid) konvensional, mulai dari perdarahan saluran cerna bagian atas, gangguan ginjal dan disfungsi trombosit. Karena itu dibutuhkan pengetahuan dan dasar ilmu yang cukup bagi seorang dokter mengenai terapi komplementer dan alternatif supaya dapat mendampingi pasiennya dalam memilih terapi secara bijaksana dan sesuai.
Perkembangan
CAM meliputi:
Terapi sentuhan
Terapi
sentuhan adalah dalam mementukan
keseimbangan seseorang, terapi ini adalah terapi yang paling banyak digunakan.
Skuktur terapi sentuhan telah di kembangkan
sejak 1970an.
Panduan
terapi penyembuhan yang lebih sering digunakan adalah terapi . Terapi sentuhan
adalah potensi alami yang terdiri dari menepatkan tangannya praktis diatas atau
dekat dengan klien.
Sebuah terapi penyumbuhan dengan sentuhan lembut dan
memenangkan emosi pasien dan diyakini memiliki kemampuan memenangkan emosi
pasien sehingga proses penyembuhan dapat lebih cepat.
Contoh
terapi sentuhan:
1.
Terapi
pijat
Pijat
adalah teknik penyembuhan yang diterapkan dalam bentuk sentuhan langsung dengan
tubuh penderita.
2.
Refleksologi
Adalah
cara pengobatan dengan merangsang berbagai daerah reflek, dikaki tangan dan berbagai kelenjer organ tubuh lainnya.
3.
Shiatsu
Dalam
bahasa jepang artinya tekanan jari. Shiatsu mirip pijat, sebelumnya bedanya shiatsu ini menggunakan
system perabaan tertentu.
4.
Chiropractic
Berasal
dari bahasa yunani “cheir dan praktikos” yang artinya dilakukan dengan tangan.
Terapi ini tanpa menggunakan obat – obatan.
5.
Craniosacral
Therapy
Metode
ini menggunakan beberapa sentuhan ringan tapi mamfaatnya dapat segera dirasakan
, tetapi ini membantu menghilangkan akibat sters pada system pusat system
syaraf kita.
Terapi Mind Body
Meliputi:
1.
Gulded
imaginary teraphy
Adalah teknik pikiran- tubuh
tradisional yang juga dianggap suatu bentuk hypnosis.
2.
Humor
Terapi
Humor
terapy adalah penggunaan humor untuk menghilangkan rasa sakit fisik atau
emosianal dan stress.
3.
Music
terapi
Adalah
usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan suara yang
terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang diorganisis
sedemikian rupa hingga tercipta music yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan
mental.
Transpersonal Terapi
Transpersonal
terapi ialah pendekatan yang menyeluruh baik secara spiritual, psikologi,
fisik, biokultural, yang berfokus pada kesejahteraan diri, pkiran, tubuh,
emosi, dan jiwa.
Contoh
Transpersonal Terapi
a. Reiki,
dilakukan dengan cara menyerap energi alam semesta ini dan menyalakan kembali
untuk berbagai keperluan seperti menyembuhkan penyakit fisik, mental,
emosional.
b. Sugesti,
suatu hal yang bisa menyebabkan hati dan fikiran menjadi yakin akan suatu hal
yang kita pikirkan atau yang kita inginkan.
c. Bioenergi,
suatu energi yang berasal dari alam yang berbentuk sinar yang berguna untuk
menangkap adanya gangguan tubuh .
Aromaterapi
Aromaterapi
ialah salah satu jenis pengobatan alternatif yang menggunakan bahan cairan
tanaman yang mudah menguap, dikenal sebagai minyak esensial, dan senyawa
aromatik lainnya dari tumbuhan yang bertujuan untuk memengaruhi suasana hati
atau kesehatan seseorang, yang sering digabungkan dengan praktik pengobatan
alternatif dan kepercayaan kebatinan.
Contoh-contoh
Aromaterapi
• Eucalyptus (kayu putih)
• Lavender
• Teh hijau (green tea)
• Sandalwood (cendana)
• Rose (bunga mawar)
• Ylang-ylang (bunga kenanga)
Penutup
Kesimpulan:
Berpikir kritis dalam keperawatan
dapat diterapkan saat akan melakukan pengkajian data klien, mengambil keputusan
kritis, merencanakan dan melaksanakan keperawatan serta mengevalusai hasil
kerja.
Pemikiran
kritis itulah yang juga menimbulkan perkembangan modalitas perkembangan dan
Complementary Alternative Medicine. Perkembangan tersebut meliputi terapi
sentuhan, body-mind, transpersonal, dan aromaterapi.
Perry&Potter.2005.Fundamental
Keperawatan.EGC:Jakarta
Kaliat,B.A.1990.Proses
Keperawatan.Arcan:Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar